Kamis, 23 April 2015

Srikandi Andalan Indonesia berada di JATIM




Salah satu prestasi sang ibu telah disamai Dellie Threesyadinda. Anak pertama  Lilies Handayani, Srikandi Indonesia yang meraih medali perak cabang olahraga panahan, bersama Kusumawardani dan Nurfitriyana, itu berhasil meraih emas pertamanya di ajang SEA Games pada SEA Games 2013 di Myanmar.
Sebuah pencapaian luar biasa bagi pemanah berusia 23 tahun itu.
Betapa tidak, sebelum berangkat ke Myanmar kala itu, anak pertama pasangan Denny Trisyanto dan Lilies Handayani itu sempat mengalami kecelakaan. Taxi yang ditumpanginya dari Hotel Athlet Century, Jakarta, menuju Bandara Soekarno Hatta menabrak sebuah truk.
Tragedi yang terjadi dua hari sebelum keberangkatannya ke Myanmar, tepatnya 5 Desember 2013, itu mengakibatkan luka di bagian kepala dan wajahnya, serta memar di tangan dan jari kirinya.
“Saya tidak tahu kejadiannya, karena ketika kecelakaan terjadi saya tidur. Ketika sadar, kaca taxi-nya pecah, wajah dan baju saya sudah berlumuran darah,” kisahnya.
Dinda, sapaan akrab Dellie Threesyandinda sendiri bertolak ke Myanmar dengan enam jahitan di kepala yang belum mengering, begitu pula luka di wajahnya. Tak pelak, Dinda pun masih merasa kesakitan dan tidak nyaman ketika tiba di Myanmar. “
Masih terasa cenut-cenut dan perih. Tapi saya tahan sebisa mungkin. Untung ketika tanding tidak begitu terasa,” katanya.
Hebatnya lagi, meski tangan dan jarinya masih memar, dengan menahan rasa sakit karena harus menarik batang busur, Dinda tetap mencatatkan poin bagus selama lomba di nomor tim compound putri. “Saya alihkan dengan berkonsentrasi penuh pada sasaran,” jelasnya.
Atlet panahan andalan Jatim ini  meyakini, musibah yang menimpanya itu sebagai pertanda baik.
“Setelah kecelakaan itu, saya tiba-tiba ada rasa percaya di hati, bahwa Allah SWT punya rencana lain setelah musibah ini. Ternyata benar, saya dan ketiga rekan saya tampil sangat baik pada perlombaan itu, dan berhasil meraih medali emas,” sebut peraih dua emas di PON XVIII/2012 Riau  itu.
Dinda sendiri tak menyangka, karena ketiga rekannya, Sri Ranti (Jawa Barat),  Della Adisty Handayani (adik kandung Dinda) dan Rona Siska (DKI), dalam tim compound putri Indonesia ini tak memiliki pengalaman tampil di ajang sebesar multieven dua tahunan itu.
“Ini benar-benar keajaiban. Meski persiapan kami memang maksimal, saya rasa tidak mudah meraih dengan skuad tim yang benar-benar baru,” ujar peraih 1 emas di nomor compound putri perseorangan di Asian Archery Grand Prix (Thailand) ini.
Dinda memang berperan besar dalam sukses tim compound putri Indonesia di ajang SEA Games kali ini. Sebab, sebagai pemain paling senior dan memiliki pengalaman tampil di ajang tersebut, Dinda berperan sebagai motivator bagi rekan setimnya.
“Saya terus memompa semangat teman-teman. Saya juga terus meningatkan agar tak cepat puas meski sudah unggul dalam pengumpulan poin. Saya minta mereka untuk terus menjauh dari kejaran lawan di saat mereka tampak mengendur,” urai Dinda.        
Hasilnya memang luar biasa. Di final, sejak awal lomba tim compound putri Indonesia selalu unggul atas para pemanah Myanmar. Mereka pun menang telak dengan selisih poin yang terpaut jauh. “Kami membuat gap yang sangat bagus, sehingga lawan sulit mengejarnya hingga akhir lomba,” katanya.
Ia berharap, pencapaian ini mampu ia ulangi, atau bahkan melebihinya. “Minimal, saya bisa mendekati prestasi mama selama menjadi atlet. Impian saya sekarang, ingin meraih medali emas di kejuaraan-kejuaraan sebesar SEA Games, Asian Games maupun Olimpiade,” harap perempuan cantik yang di SEA Games kali ini juga meraih medali perak di nomor compound individual putri.
Prestasi sang mama memang tergolong istimewa. Seabrek gelar pernah ditorehkan sang Ibu, Lilies Handayani ketika masih menjadi atlet Jatim dan Indonesia. Salah satu  ukiran prestasi yang terus dikenang sampai saat ini adalah peraih medali pertama Indonesia di ajang Olimpiade Seoul 1988.
Lilies yang turun di cabang panahan beregu putri bersama Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani menyumbangkan medali perak untuk Indonesia.(wan)
Data diri:
Nama: Dellie Threesyadinda
Lahir: Surabaya, 12 Mei 1990
Postur: 163 cm/59 kg
Anak ke: 1 dari 3 bersaudara
Orang Tua: Denny Trisyanto (bapak)/Lilies Handayani (ibu)

Prestasi:
2007 (SEA Games Thailand) 2 Perak
2009 (SEA Games Laos) 2 Perunggu
2011 (SEA Games Indonesia) 1 Perunggu
2013 (SEA Games Myanmar) 1 emas (beregu), 1 perak (individu)


0 komentar:

Posting Komentar

S Pink Premium Pointer